TEKNOKES INDO

TEKNOKES INDO

Low back pain atau nyeri punggung bawah adalah

 

A.    Anatomi dan Fisiologi






Tulang belakang manusia adalah pilar atau tiang yang berfungsi sebagai penyangga tubuh. Tulang belakang terdiri ada dari 33 ruas tulang belakang tersusun secara segmental. Terdiri dari 7 ruas tulang servikal, 12 tulang ruas tulang torakal, 5 ruas tulang lumbal, 5 ruas tulang sakral yang menyatu dan 4 ruas tulang ekor.

 

Setiap ruas tulang belakang terdiri dari korpus di depan , dan arkus neuralis dibelakang yang padanya terdapat sepasang pedikel dikanan dan kiri. Sepasang lamina, dua sendi, satu processus spinosus,serta dua processus transversus. Setiap ruas tulang belakang dihubungkan dengan jaringan tulang rawan yang disebut dengan diskus intervertebralis.

Diskus intervertebralis berfungsi sebagai absorber, membatasi, dan menstabilkan pergerakan badan vertebra. Setiap diskus terdiri dari lapisan-lapisan kartilago konsentrik yang menutupi kavitas sentral yang mengandung solusi protein mineral. Diskus intervertebralis memiliki sifat viscoelastik, yaitu apabila ada pembedahan, diskus akan berubah bentuk dan bila pembenanan dihilangkan, diskus akan kembali ke posisi semula. Bila terjadi traksi, cairan masuk kedalam diskus dan ruang diskus,maka ruang diskus akan melebar.

Menginjak usia 30 tahun, diskus intervertebralis mengalami degenerasi yang menimbulkan robekan dan jaringan parut, cairan berkurang, ruang diskus mendangkal secara permanen dan segmen spinal kehilangan stabilitasnya. Hal ini menyebabkan berkurangnya cairan nukleus yang menurunkan kemampuan menahan tekanan bila terjadi pergerakan komprehensif, tidak mengherankan bila LBP  biasanya terjadi pada usia produktif.


Tulang belakang diarea lumbal merupakan, tempat sering terjadinya LBP. Vetebra lumbal merupakan ruas tulang pinggang yang terbesar. Badannya sangat besar dibandingkan dengan badan vetebra lainnya dan berbentuk seperti ginjal. Prosesus spinosusnya lebar dan berbentuk seperti kapak kecil. Processus transversusnya panjang dan kecil. Pada ruas ke lima, vetebra lumbalis membentuk sendi dengan tulang sakrum pada sendi lumbosakral.

 

Susunan tulang belakang tersebut memiliki struktur tulang dan otot yang berbeda satu dengan yang lain. Perbedaan tersebut memberikan berbagai macam gerakan yang dihasilkan oleh tulang belakang (Sibuea, Siti Hardiyanti, 2014)

B.     Definisi

            Low back pain atau nyeri punggung bawah adalah kondisi yang tidak mengenakkan atau nyeri kronik minimal keluhan 3 bulan disertai adanya keterbatasan aktivitas yang diakibatkan nyeri apabila melakukan pergerakan atau mobilitas (Helmi, 2014)

            Low back pain adalah nyeri yang dirasakan pada daerah punggung bawah,dapat berupa nyeri lokal maupun nyeri radikuler atau keduanya. Nyeri ini terasa diantara sudut iga bagian bawah sampai lipatan bokong bawah yaitu lumbal dan lumbosacral (Kasjono, 2017)

 

C.    Etiologi

            Etiologi nyeri punggung bawah menurut (Rahardian, 2014) dapat disebabkan oleh beberapa faktor yaitu kongenital/ perkembangan, trauma minor (tegang atau kesleo, tertarik), fraktur, herniasi diskus intervetebral, degeneratif, artritis, metastase neoplasma/tumor, infeksi/inflamasi, metabolik, postural. Postural dalam hal ini adalah contoh sikap duduk, dimana sikap duduk yang tidak baik separti membungkuk kedepan, tidak tegap, kepala menunduk,dll, posisi tersebut akan menyebabkan hiperlordoric pada daerah lumbal. Jika keadaan ini berlangsung lama maka akan menyebabkan tulang punggung beserta jaringan tendon dan otot dipaksa untuk menjaga tubu bagian atas secara berlebih, sehingga terjadi kelelahan pada otot punggung, trauma pada daerah lumbal.

D.    Manifestasi Klinis

Adapun tanda dan gejala dari LBP menurut Ratini (2015) antara lain yakni :

1.    Nyeri sepanjang tulang belakang, dari pangkal leher sampai tulang ekor

2.    Nyeri tajam terlokalisasi dileher, punggung atas atau punggung bawah terutama setalah mengangkat benda berat atau terlihat dalam aktivitas berat lainnya

3.    Sakit kronis dibagian punggung tengah atau pinggang bawah, terutama setelah duduk atau berdiri dalam waktu lama

4.    Nyeri punggung menjalar sampai pantat, dibagian belakang paha, ke betis dan kaki

5.    Ketidak mampuan untuk berdiri tegak tanpa rasa sakit atau kejang otot di punggung bawah

E.     Komplikasi

1.    Nyeri, spasme dan kelemahan otot

LBP biasanya akan menimbulkan rasa nyeri pada pinggang yang kemudian menjalar sampai daerah tungkai bawah bahkan ada yang sampai ujung ibu jari kaki dan juga ditandai dengan nyeri yang sangat hebat ketikan pasien mengejan, bersin, batuk. Dengan adanya nyeri tersebut,maka akan menimbulkan spasme otot sekitar vetebra dan keterbatasan gerak pada vetebra lumbal. Dari masalah tersebut akan menyebakan terjadinya kelemahan otot sehingga mempengaruhi aktivitas sehari-hari

2.    Inkontinensia

Jika nyeri yang dirasakan sampai menjalar mengenai konus atau kunda ekuina dapat menyebabkan gangguan defekasi, gangguan miksi, yang dimulai dengan tertahan, sulit buang air kecil maupun air besar, sehingga akhirnya menjadi inkontinensia (keluar begitu saja tanpa ditahan)

3.    Kelumpuhan

Nyeri yang dirasakan pada tingkat berat dapat menyebabkan kelumpuhan seperti lumpuh pada bagian pinggang sampai kaki. Hal ini terjadi karena terjepitnya saraf-saraf tulang belakang

(Tiaranita, 2014)

 

F.     Patofisiologi

            Bangunan peka nyeri mengandung reseptor nosiseptif (nyeri) yeng merangsang oleh berbagai stimulus local (mekanisme, termal, kimiawi). Stimulus ini akan direspon dengan mengeluarkan berbagai mediator inflamasi yang akan menimbulkan persepsi nyeri. Mekanisme nyeri merupakan proteksi yang bertujuan untuk mencegah pergerakan sehingga proses penyembuhan dimungkinkan. Salah satu bentuk proteksi adalah spasma otot, yang selanjutnya akan menimbulkan iskemia. nyeri yang timbul dapat berupa nyeri inflamasi pada jaringan dengan terlibatnya berbagai mediator inflamasi atau nyeri neuropatik yang diakibatkan lesi primer pada sistem saraf. Iritasi neuropatik pada serabut saraf dapat menyebabkan dua kemungkinan. Pertama, penekanan hanya terjadi pada selaput pembungkus saraf yang kaya nosiseptor dari nervi nevorum yang menimbulkan inflamasi.

            Nyeri dirasakan sepanjang serabut saraf dan bertambah dengan peregangan serabut saraf misalnya karena pergerakan. kemungkinan kedua, penekanan mengenai serabut saraf. Pada kondisi ini terjadi perubahan biomolekuler dimana terjadi akumulasi saluran ion Na dan ion lain nya. Penumpukan ini menyebabkan timbulnya mechano-hot spot yang sangat peka terhadap rangsangan mekanikal dan termal (Rahardian,2014)

 H.    Pemeriksaan Diagnostik

Pemerikasaan penunjang menurut (Sengkey, 2018) pada kasus LBP difokuskan pada pemerikasaan radiologi seperti foto polos, CT-scan dan MRI untuk melihat apakah ada kelainan pada struktur tulang belakang, otot, persarafan

1.    Foto Polos Lumbosacral

Pemerikasaan foto polos lumbolsacral adalah tes pencitraan untuk membantu dokter untuk melihat penyebab penyakit punggung seperti adanya patah tulang,degenerasi, dan penyempitan DIV. Pada foto lumbosacral akan terlihat susunan tulang belakang yang terdiri dari lima ruas tulang belakang, sacrum dan tulang ekor

2.    Magnetic Resonance Imaging (MRI) dan Computed Tornografi Scan (CT- scan)

Pemeriksaan Magnetic Resonance Imaging (MRI) dan Computed Tornografi Scan (CT- scan) direkomendasikan pada pasien dengan kondisi yang serius atau defisit neurologis yang progresif, seperti infeksi tulang, cauda equina syndrome atau kanker dengan penyempitan vertebra. Pada kondisi tersebut keterlambatan dalam diagnosis dapat mengakibatkan dampak buruk

3.    Electromyography (EMG) dan Nerve Conduction Studies (NCS)

Pemeriksaan EMG dan NCS sangat membantu dalam mengevaluasi gejala neurologis dan/atau defisit neurologis. Pada pasien LBP dengan gejala atau tanda neurologis, pemeriksaan EMG dan NCS dapat membantu untuk melihat adanya lumbosacral radiculopathy, peripheral polyneuropathy, myopathy atau peripheral nerve entrament

 

I.       Penatalaksanaan

1.    Farmakologis

Menurut Senkey (2018) penatalakasanaan LBP secara farmakologis berupa pemberian obat-obatan kimia seperti:

a.    Analgesik dan OAINS (Obat Anti Inflamasi NonSteroid)

Obat-obat ini diberikan dengan tujuan mengurangi nyeri inflamasi. Contoh analgesik sederhana yang dapat dipakai adalah paracetamol. OAINS yang banyak dipakai adalah : sodium diklofenak/potassium, ibuprofen, etodolak, deksketoprofen dan selekoksib.

 

 

b.    Obat pelemas otot (muscule relaxant)

Obat pelemas otot bermanfaat untuk LPB akut terutama bila penyabab LPB adalah spasme otot. Contoh: epirison, tisanidin, karisoprodol, diasepam, dan siklobensaprin.

c.    Opioid

Obat ini cukup efektif untuk mengurangi nyeri, tetapi seringkali menimbulkan efek samping mual dan mengantuk disamping pemakaian jangka panjang bisa menimbulkan toleransi dan ketergantungan obat.

2.    Nonfarmakologi

Menurut Senkey (2018) penatalakasanaan LBP secara nonfarmakologis berupa:

a.    Terapi Akupresur

Akupresur merupakan terapi komplementer yang tidak memiliki efek samping dan dapat digunakan untuk menurunkan tingkat nyeri baik nyeri akut maupun nyeri kronis. Akupresur dilakukan dengan memberikan tekanan fisik pada beberapa titik pada permukaan tubuh yang merupakan tempat sirkulasi energi dan keseimbangan pada kasus gejala nyeri. Akupresur terbukti dapat mengurangi nyeri punggung

b.    Peregangan

Pemberian pelatihan peregangan juga dapat menurunkan tingkat nyeri punggung bawah . Peregangan otot jika dilakukan dengan benar dan teratur dapat mencegah dan membantu pemulihan nyeri punggung akibat posisi  kerja yang salah, otot menegang akibat tidak bergerak dalam waktu yang lama, peredaran darah yang terlambat dan cedera ketegangan yang berulang

Posting Komentar

0 Komentar